ASTAFIRULLAH... TAK PUNYA UANG, PETANI BAMBU MEMBAWA MAYAT ANAK NAIK MOTOR DARI RUMAH SAKIT,, TOLONG SEBARKAN DAN DOAKAN ANAK INI SUPAYA MASUK SURGA... AMIN



KARANGASEM – Walaupun sudah kehilangan anak ketiganya, pasutri Wayan Sujana, 45, dan Wayan Sari, 40, juga masih dihantui dengan utang yang harus mereka bayarkan ke RSUP Sanglah. Ya, itu yaitu operasi pembuatan lubang 4n*s sang anak yang harus dibayar.

Terhitung sejak l4h! r, bayi itu sudah dirawat sepanjang 45 hari. Walaupun sudah ditanggung Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Sujana masih harus membayar Rp 10. 934. 000.

Nah, sampai saat ini, pria yang keseharian jadi petani bambu itu baru bisa membayar sekitaran Rp 3 juta. “Uang itu saya pinjam dari tetangga-tetangga, ” keluh Sari.

Saat ini sisa utangnya masih tetap Rp 7. 934. 000. Nah, sebagai jaminannya, pihak rumah sakit sangat terpaksa menahan KTP sang Sujana.

Nah, lantaran tak akan punyai uang, Sujana serta Sari membawa jenazah anaknya dengan naik motor dari RSUP Sanglah, Denpasar ke tempat tinggalnya di Karangasem.

Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali dr Ketut Suarjaya turut mulai bicara. Menurutnya, pihak RS Sanglah semestinya tak tutup mata pada masalah biaya yang dihadapi oleh pasutri Wayan Sujana serta Wayan Sari.

Walaupun Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) tak memikul untuk menyewa layanan ambulans, serta tak ada makna ambulans gratis di tiap-tiap rumah sakit, dr Suarjaya menyebutkan apabila tempat tinggal sakit terbesar di daerah Bali-Nusra itu seharusnya buka hati untuk berikan kebijakan pada pasien yang kurang bisa.

“Saya tak memahami peristiwanya seperti apa. Mungkin saja lantaran yang meninggal dunia bayi, mungkin saja lebih mudah dan lebih praktis di bawa pulang naik motor.
Tetapi yang pasti, apabila memanglah pasien itu miskin, rumah sakit harusnya mesti mengatensi. Tetapi sebagai masalah, apakah momen ini sudah di kenali oleh manajemen rumah sakit sendiri, ” ucapnya.

Menurutnya, apabila saja momen ini dikomunikasikan oleh Sujana serta Sari, pihak Dinkes serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebenarnya memiliki ambulans gratis, yang siap untuk menolong beberapa orang dalam kondisi apa pun.

Dr Suarjaya mengemukakan, berdasarkan basic JKBM, alat-alat medis seperti selang, pen, serta alat-alat medis yang lain memanglah tak ditanggung.

Karena itu, biaya alat-alat medis jadi tanggung jawab Sujana serta Sari. “Kalau operasi 4n*s itu menggunakan alat, nah alat itu lah yg tak dijamin oleh JKBM. Yang dijamin itu hanya biaya perawatan, rawat inap, serta biaya service operasi saja, ” jelas dr Ketua Suarjaya.

Terkait langkah yang dikerjakan oleh RS Sanglah dengan berikan surat pernyataan hutang pada pasutri itu, dr Surajaya menyampaikan langkah pihak RS Sanglah sudah benar.

Sebab, RS Sanglah harus juga mempertanggung jawabkan keuangannya. Tetapi, apabila Sujana serta Sari memiliki surat pernyataan tidak bisa dari tempat tinggalnya, jadi RS Sanglah mesti memiliki kebijakan berbentuk pengurangan atau bahkan penghilangan hutang.

Dengan catatan, pihak tempat tinggal sakit mesti turunkan tim untuk saksikan apakah benar Sujana serta Sari datang dari kelompok yang kurang bisa.
sumber : http :// www. mediapopuler95. com/2016/07/astagatak-punya-uangpetani-bambu-bawa. html
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.